Adinda masih duduk sambil melihat jalanan sendirian,menunggu bus yang nggak kunjung datang dari 15 menit yang lalu.Adinda menunduk,bukan tanpa alasan dia menunduk.
Ada beberapa teman satu angkatannya di sekolah yang melihatnya sambil berbisik.
Adinda sendiri mengenali mereka,mereka teman sekelasnya.
Adinda juga berpikir kenapa teman-teman selalu membicarakannya,apalagi dengan topik yang sama : pacar.
Kelasnya memang berisikan anak-anak keren,cantik,dan cakep.
Sedangkan adinda hanyalah gadis bantet yang baik hati.kalo di bilang cantik,sumprit mukanya biasaaaaa sekali.dan kenapa teman-teman suka membicarakan Adinda,karena gadis bantet itu di kejar-kejar oleh semua cowok.dari yang pinternya selangit sampai yang kerennya minta ampuuuuuun.
Adinda nggak pernah berniat untuk pacaran tapi tetap saja teman-temannya merasa iri dengan dia.Rio,cowok pinter itu cinta mati sama Adinda.Bukannya Adinda nggak tau tapi dia juga nggak bisa berbuat apa-apa."Pacaran itu cuma bikin ngerusak semuanya," pikir Adinda.
Tapi,Rio nggak pernah kehabisan akal,setiap hari ada aja akalnya untuk mendekati Adinda.
Bagi Rio,Adinda adalah cewek yang paling sempurna yang nggak bisa Rio lupakan.
"Adinda itu anugerah Tuhan,man" kata Rio
"Ah bullshit lo..lo tau apa soal cewek bukannya lo cuma tau tentang buku?" saut Adit,sahabat Rio.
"Anjir loo,oke gue emang nggak pernah pacaran tapi gue nggak pernah ada niat tuh buat nduain cewek kayak lo." jawab Rio santai.
"Udah deh nggak usah di bahas bikin enek aje.Gue ke wc dulu ye.Kebelet liat muke lo" kata Adit yang langsung lari nggak tau kemana.
"rioooooooooooooooo" teriak Adinda dari pojok sekolah.
Rio tercengang kaget melihat pujaan hatinya memanggilnya.
"Ri,gue nggak bisa nih soalnya Pak Mahmud..." kata Adinda bingung
Rio yang awalnya bengong pun jadi bersemangat untuk menjelaskan cara yang tepat untuk soal matematika ini. "gue nggak boleh nyerah,gue emang udah 4 kali nembak Adinda.Tapi sekarang gue pasti bisa" kata Rio dalam hati.
"Gilaaaaaaaaaaaaaaaaa lo pinter banget sih,bisa dong kalo gue les di rumah lo?gua bayar deh es cendol per hari... HAHAHA" canda Adinda
"Ah,din lo bisa aja itu cuma kebetulan kali " jawab Rio
"eh,lo kok merendah sih lo tu harus percaya kalo lo itu emang pinter." jawab Adinda
"iya deh miss Adinda :) "
Hari ini Adinda pulang agak sorean,ada ekskul tari yang wajib dia ikuti.
"Miss Adindaaaaa" panggil seseorang dari belakang
"Eh elu,yoooo tumben belum pulang?" Jawab Adinda dengan ramahnya
"Perpus dooong"
"Ceilaaaa yang mau ikut lomba KIR"
"Haha,eh din lo mau makan di kantin nggak?"
"Boleh,traktir kan?"
"Ya ela,oke deeeeh kalo lo mau"
Di kantin suasana memang sudah cukup sepi tinggal mbok minah,penjaga kantin.
"Lo mau apa yo?biar gue pesenin"
"Mi goreng dong sama es teh"
"Ni tuan Rio pesanannya udah datang"
"Makasih nonaaaa"
Setelah selesai makan Rio pun pergi untuk membayar.
"Din,gue boleh bilang sesuatu?"
"Apa yoo?"
"mungkin ini bakal jadi yang ke-5 gue ngomong gini,gue harap jawaban lo bakal berubah.Gue sayang din sama lo"
"Riooooooo,bisa minta waktu 5 menit nggak?" tanya Adinda
"boleh,gue bakal nunggu lo"
5 menit kemudian
"Rio,gue juga sayang sama lo."
"Jadi?"
"Lho kamu maunya gimana?"
"Pacaran ya?"
"Iya"
Di sekolah
"Adinda,ntar aku tunggu kamu di kantin ya.." kata rio
"Siap pak bos,ntar aku ke ruang guru dulu.Tugasnya belum selese nih :P"
"Eh lo berdua kok jadi aku kamu?" tanya Rena sahabat Adinda
"Heh keriting,lo belum tau?Sahabat lo itu pacaran sama babu gue"jawab Adit
"Serius din?lo kok nggak ceritaaa :("
"Iya ren,tapi baru kemaren kook"
mereka pun tertawa bersama
Tiba-tiba rio merasakan sakit bukan main pada kepalanya,"Aduh,pusing"
"Kamu nggak papa kan yoo?"
"Aku pulang duluan ya,nggak papa kan yang?"
sore hari
"Ren,bisa nggak lo ke Rumah Sakit Tjipto sekarang?"
"Siapa yang sakit,din?"
"pokoknya cepet ya,ren" jawab Adinda terisak seraya menutup pembicaraan
Rena pun sampai di rumah sakit,dia pun langsung bergerak cepat mencari Adinda.
"Din,lo dimana?"
"ICU"
10 menit kemudian
"Rena" kata Adinda sambil memeluk sahabatnya itu
Rena cuma bisa bengong melihat sahabatnya itu memeluknya,bukan karena tak terbiasa tapi karena pelukan kali ini di hiasi oleh tangisan.Tidak hanya itu Rena melihat Adit ada disitu.
"Siapa yang sakit?" tanya Rena pelan.
"Rio" jawab Adit.
"Penyakitnya gue nggak ngerti.Yang gue tau itu cuma terjadi di 1 banding 1000 orang."
"terus Rio?"
"Koma,ren" jawab
Kemarin
"Sayang,kita ke mall dulu yuk" ajak Rio
"Ngapain?ih baru beberapa jam jadian udah sayang sayang"
"Ya jalan-jalan aja jelek"
"iya deh yang paling cakeeeep"
Di mall Adinda hanya mengikuti kemana arah Rio.Maen,beli baju,nonton,dan makan.
"Din,ini aku beliin kamu kalung"
"Riooo,uangnya kan ntar abis"
"Nggak papa ini kan untuk yang terakhir aku traktir kamu"
"ih dasar pelit"
Di Rumah Sakit
Adek Rio yang paling kecil keluar dari ruang ICU
"Kakak yang namanya Adinda ya?" katanya sambil menarik baju Adinda
"Iya,kenapa?"
"Dipanggil mamah"
Di Ruang ICU
"Kamu Adinda?"
"Iya tante"
"Kuatkan hatimu,Rio sedang berjuang.relakan ya"
"Saya nggak bisa tante,kita sama-sama baru mengungkapkan perasaan kita kemarin"
"Kamu harus relakan dia"
"Tapi tante..."
Di rumah Rio
"Ren ini nggak mungkin Ren"
"Din,lo harus kuat"
"Nggak bisa,ren.Kenapa dia ninggalin aku sehari setelah kita jadian ren"
"Din,ini takdir"
"Harusnya aku udah jadian sama kamu dari dulu,yooo.gara-gara aku terlalu naif,aku harus kehilangan kamu di hari yang seharusnya kita bahagia.."
"Din,lo jangan nyalahin diri lo sendiri doong"
Adinda pun berlari ke taman dekat rumah Rio.
"Rioooooooo,aku butuh kamu.kenapa kamu ninggalin aku begitu cepat?RIOOOOOOOOOOOOOOO"
Di pemakaman
"Adinda..."
"Iya tante?"
"Tante menemukan ini di bawah kasur Rio disitu tertulis nama kamu,mungkin ini memang untuk kamu"
"Terimakasih tante"
Adinda membuka amplop tersebut
hari ini hari yang menyenangkan
adinda menerima cintaku
wanita itu juga menyayangiku
aku tau aku akan menyakitinya besok
karena aku tak bisa menjaganya lebih lama di dunia ini
tapi adinda
janganlah engkau nanti bersedih
melihat tanah yang menguburku
adindaku terkasih aku akan menjagamu dari surga